JAKARTA -- Microsoft berhasil menantang Ayu Dyah Andari, seorang fashion designer dan Dwika Putra, musisi dari AkustikAsik untuk karya seni yang dikolaborasikan dengan coding.
Kolaborasi yang merupakan rangkaiana cara dari #WeSpeakCode ini telah
menghasilkan Technoethnic, sebuah aplikasi yang menampilkan ragam pola
untuk gaun, serta SongFlake, sebuah aplikasi real-time yang dapat membentuk visualisasi tertentu sesuai dengan alat musik yang dimainkan.
“Microsoft Indonesia telah menyosialisasikan manfaat coding bagi masyarakat sejak tahun 2014 melalui code.org, sebuah website non-profit
yang didedikasikan untuk memperluas partisipasi masyarakat dalam
mempelajari ilmu computer,” terang Community Affairs Manager Microsoft
Indonesia Esther Sianipar, Kamis (19/3).
Coding atau pemrograman computer selama ini
dikenal sebagai kemampuan rumit yang hanya dimiliki oleh penggelut dunia
teknologi informasi.
Tapi, ternyata para pekerja di industri kreatif, seperti fashion designer dan musisi, juga dapat belajar untuk menggabungkan karya seni dan coding hanya dalam 15 jam.
Terbukti, walau hanya mempunyai waktu15 jam, ternyata mereka berhasil
menciptakan karya coding. Microsoft Indonesia, ujarnya, ingin
mendobrak paradigma yang mengatakan bahwa coding hanya untuk orang yang
menggeluti teknologi informasi.
“Pada era digital ini, masyarakat Indonesia perlu memahami coding agar dapat menciptakan sebuah karya dari coding, tidak sekadar menjadi penikmat konten digital,” lanjut Esther.
Sebagai salah satu yang diajak berkolaborasi dalam #WeSpeakCode kali
ini, Ayu sebenarnya penasaran bagaimana coding dapat berguna untuk
pekerjaannya.
“Lagipula,
saya tidak mempunyai latar belakang ilmu teknologi informasi sama
sekali sehingga coding merupakan hal yang benar-benar baru. Untungnya,
saya dipandu, dan ternyata coding itu menyenangkan!” ujarnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment