BANDUNG -- Sejumlah warga yang bertahan di rumahnya yang tergenang
banjir di Baleendah dan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung mulai terserang
gatal-gatal, pusing dan flu.
"Gatal-gatal leuncangeun sangat menyiksa, karena kami setiap
hari beraktivitas di genangan banjir. Banyak yang mengalami gejala
sama, penyebabnya karena air yang kotor," kata Sahma, penduduk Kampung
Andir Kecamatan Baleendah, Kamis (25/12).
Ia bersama istri dan kedua anaknya masih bertahan di lantai dua
rumahnya yang tergenang banjir. Menurut dia genangan banjir di rumahnya
sampai menghabiskan lantai dasar, dan ia berharap debit air tidak
meninggi.
"Sejauh ini banjir tidak sampai masuk ke lantai dua rumah saya, namun
kini tinggal 20 centimeter lagi, mudah-mudahan tidak sampai naik lagi,"
katanya.
Selain mengeluhkan gatal-gatal, istrinya juga sudah mengalami pusing
dan flu. Aktivitas di atas kelembaban tinggi membuat daya tubuhnya mulai
terkuras. Keluhan sama juga diungkapkan oleh sejumlah pengungsi di
Gedung Serba Guna Baleendah dan di sejumlah lokasi pengungsian lainnya,
termasuk yang tinggal di tenda.
"Kami butuh obat-obatan, untuk gatal dan flu. Ada juga warga yang diare," kata Ade, warga Kapung Bojongasih.
Menurut dia akses ke Posko Kesehatan cukup jauh, dan ia berharap
obat-obatan ditempatkan di petugas RT-RW setempat sehingga bisa lebih
mudah diakses oleh masyarakat. "Sulit untuk tidak menerobos air banjir
karena setiap hari saya harus mengontrol rumah. Saya tidak memikirkan
barang-barang yang terendam banjir," katanya.
Selain itu warga di lokasi banjir berharap mendapat pasokan air
mineral dan biskuit untuk bisa bertahan, khususnya mereka yang tinggal
di lantai dua rumah masing-masing.
"Biskuit dan air mineral sangat membantu kami selama ini, air bersih
sulit sehingga harus menghemat air bersih dari PDAM. Namun dengan
biskuit bisa diandalkan untuk mengganjal perut," kata Herman, warga
Andir.
Sejumlah warga juga mengaku kesulitan dalam Mandi Cuci Kakus (MCK) di
lokasi banjir. Hal itu karena toilet di rumah masing-masing tidak
berfungsi. "Perlu ada toilet khusus di lokasi banjir. Kami kesulitan
untuk buang air," kata Herman.
Sementara itu perahu kecil, rakit dan perahu karet menjadi sarana
transportasi vital bagi warga di lokasi banjir untuk menjangkau rumahnya
yang terendam banjir. Pengamanan dan ronda di kawasan lokasi banjir
dilakukan oleh Polri, TNI dan masyarakat dengan menjaga titik dan gang
masuk ke pemukiman penduduk yang terendam banjir.
Pada malam hari, lokasi banjir di Baleendah dan Dayeuhkolot gelap
gulita karena sejumlah gardu listrik di kawasan itu dipadamkan karena
genangan banjir telah menjangkau instalasi listrik di rumah penduduk.
"Suasana
gelap menambah kami semakin tak karuan, tapi kami tidak bisa memaksakan
aliran listrik dipaksakan karena instalasi listrik terendam banjir,"
kata Herman.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment