CHIANG MAI -- Lebih dari 20 tahun, Muhammad, pengungsi Rohingya menetap
di Utara Chiang Mai, Thailand. Di sana, ia menyembunyikan identitasnya
dan bekerja sebagai tukang roti. Dengan usahanya itu, ia peroleh
penghasilan rata-rata 10 dolar per harinya.
Perwakilan Komite
Nasional Hak Asasi Manusia Thailand, Kessasin Tiawsakul menjelaskan
keluarga Muhammad kemungkinan tinggal disini dengan izin migrasi sebagai
pekerja. Mereka melarikan diri dari negeri kelahirannya lantaran
dikejar-kejar militer Myanmar.
“Saya belum pernah melihat ayah
saya lagi setelah ia keluar dari penjara”, katanya kepada Al Jazeera.
“Saya melarikan diri ke Bangladesh dan kemudian ke India, kembali ke
Myanmar dan baru menetap di Thailand.”
Imam masjid Chang Clan
yang berusia 100 tahun, Pramoj Muhammad mengaku tidak dapat
mengidentifikasi satu per satu jamaah masjidnya. Mereka selama ini tidak
pernah mengatakan identitas jelasnya, mereka hanya mengaku sebagai
Muslim dari Myanmar. Dan ada beberapa yang mengaku masih memiliki darah
Bengali.
“Mereka harus tinggal disini dan berjuang, bukan angkat
senjata, melainkan melawan dengan hukum dan membuktikan mereka memiliki
sejarah kewarganegaraan yang jelas”, kata imam masjid itu menegaskan.
Post a Comment