Jakarta - Banyak pejabat terjun ke media sosial untuk bisa langsung berinteraksi dengan rakyat. Beberapa ada yang sekedar ikut-ikutan, namun ada juga yang sukses memanfaatkan media sosial dalam mendukung tugas mereka. Salah satunya Walikota Bandung Ridwan Kamil.

Tengok saja akun Twitternya. Melalui akun @ridwankamil, Emil --sapaan akrabnya-- aktif di timeline. Tak sekadar tempat cuap-cuap, Twitternya sekaligus dipakai untuk membantu pekerjaannya.

Dia mengaku rajin membaca setiap curhat warganya melalui Twitter. Memang tak semua tweet yang ditujukan kepada Kang Emil dijawabnya. Namun situs 140 karakter itu membuatnya bisa dengan cepat menangani masalah di kota yang dipimpinnya.

“Begini kalau anak Twitter yang kebetulan jadi Walikota,” ujarnya setiap kali, dalam berbagai kesempatan.

Apalagi, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memiliki 'mesin Twitter'. Mesin pembaca media sosial hibah dari Jepang ini memudahkan Emil melacak sejumlah pengaduan warga yang mengalir di linimasa.

“Jadi kalau ada orang komplain tanpa menyebutkan lokasi mesin ini bisa tahu. Kalau yang nge-bully juga bisa ketahuan koordinatnya,” terang Emil saat memperkenalkan mesin ini ke publik.

Mesin yang menjadi bagian dari perangkat pendukung smart city ini kini ditempatkan di ruangan pusat komando Pemkot Bandung. Ruangan ini diandalkan sebagai pusat kendali keadaan Kota Kembang tersebut

Selain dipakai 'mengobrol' dengan warga, Kang Emil juga memanfaatkan Twitternya untuk misi tertentu. Salah satunya yang menarik perhatian publik, adalah gerakan #NgepelBraga pada Mei lalu. Ini adalah inisiatifnya memobilisasi warga Bandung untuk merawat fasilitas publik.

#NgepelBraga menjadi perhatian nasional karena berkaitan dengan Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60. Sebagai tuan rumah, suami dari Atalia Praratya ini dipuji banyak orang karena dinilai sukses mengubah wajah pusat kota Bandung menjadi citarasa lanskap Eropa.

Tak hanya di Twitter, Kang Emil juga aktif mengabadikan berbagai hal menarik melalui akun Instagram @ridwankamil. Mulai dari kegiatannya sehari-hari, pembangunan taman baru, sampai aktivitas warga yang berpartisipasi dalam setiap gerakan mobilisasi yang rajin dibuatnya.

Sejak kepemimpinannya, Kang Emil diakui membawa cara baru dalam berkomunikasi dengan warganya. Tak ada sekat atau protokoler yang njelimet. Warga bisa langsung berkeluh kesah masalahnya melalui akun Twitter sang Walikota.

Bagi warga yang dipimpinnya, menjadi kebahagiaan tersendiri ketika bisa 'mengobrol' langsung dengan Walikota dan ikut berpartisipasi dalam segala hal berkaitan dengan kota mereka.

Pola membangun komunikasi partisipatif berbasis media sosial ini konsisten diterapkan Emil, sehingga perhatian, apresiasi, dan akhirnya partisipasi publik, bukan sesuatu yang datang tiba-tiba.

Emil sendiri pernah mengatakan bahwa fungsi sesungguhnya media sosial yakni menyalurkan nilai-nilai kebaikan sekaligus memberdayakan masyarakat. “Bukan sekedar canda-candaan, namun harus memberi manfaat ke sekitar,” kata pria dengan latar belakang arsitektur ini.

Cara komunikasinya ini tak hanya menuai pujian. Tahun lalu, Emil diganjar Social Media Award. Dia dinilai sebagai pemimpin daerah yang mendapatkan sentimen positif di media sosial. Emil dianggap memiliki peran penting dalam mempengaruhi warga jejaring sosial dan berhasil memberi pengaruh positif dan membawa perubahan. 

Post a Comment

 
Top