JAKARTA- Ada yang menarik dari kisah pengalaman Ustadz Fadlan Garamatan, yang
telah berdakwah sampai ke pelosok Indonesia Timur, khususnya pelosok
Bumi Papua dalam acara Inspiration Day, Ahad (13/7) lalu. Tokoh
Perubahan Republika 2011 ini ternyata sempat dikenal sebagai “Da’I Sabun
Mandi”. Rupanya, ia, Papua, dan sabun mandi memiliki kisah unik.
Kisah tersebut bermula dari rasa iba Fadlan terhadap
saudara-saudaranya sesama penduduk asli Wamena, Papua. Kebanyakkan
saudaranya itu jarang mandi, dan hanya menggunakan daun atau koteka
sebagai penutup tubuh. Tak heran, kepercayaan mewajibkan mereka untuk
tidak mengenakan pakaian secara utuh. Tidak hanya itu. Alih-alih
membersihkan tubuh dengan air, warga asli Papua itu harus menggunakan
minyak babi. Walhasil tubuh mereka bau tidak karuan.
Fadlan pun mencoba mengajarkan mereka tata cara mandi. Sang Kepala
Suku ternyata sangat terkesan dengan wangi shampoo sampai-sampai tidak
mau membilas shampoo di rambutnya selama tiga hari. Begitu wangi shampoo
dan sabun mandi hilang, barulah ia akan mandi lagi. Ternyata seumur
hidup ia belum pernah mencium aroma seharum itu.
Dari tata cara mandi, mereka mulai tertarik untuk belajar merawat
diri sesuai syariat Islam. Mereka juga tertarik untuk belajar shalat dan
pergi haji. Tak lama kemudian, Sang Kepala Suku pun mengikrarkan
kalimat syahadat.
Bermula dari wangi shampoo, sekitar 3 ribu orang masyarakat menjadi mualaf.
“Alhamdulillah, walaupun awal mulanya berdakwah hanya dengan sabun
mandi, mereka semua pada akhirnya mau masuk agama Islam dan belajar
lebih dalam lagi dunia keislaman,” cetus Fadlan.
Fadlan memiliki prinsip untuk tetap tawakal dan istiqomah dalam
berdakwah. Dengan begitu, ia dapat berdakwah dalam kondisi apa pun. Kni
Fadlan masih berupaya untuk menyebarkan nilai Islam ke seluruh pelosok
Papua.
Post a Comment