TEHERAN -- Iran dan Turki bersama-sama akan berusaha menemukan
penyelesaian politik bagi krisis Suriah, kata Wakil Menteri Luar Negeri
Iran Urusan Arab dan Afrika Hossein Amir Abollahian, yang dikutip Press TV.
Teheran
dan Ankara memainkan peran strategis di Wilayah Timur Tengah dan mesti
berhubungan dalam urusan perkembangan regional, kata Abdollahian dalam
satu pertemuan dengan Umit Yalcin, Direktur Jenderal bagi Urusan Politik
Bilateral di Kementerian Luar Negeri Turki.
"Mengingat kondisi
saat ini di wilayah tersebut, Teheran dan Ankara dapat memainkan peran
politik utama dalam penyelesaian krisis dan kami dalam hal ini siap
mengubah konsultasi menjadi kerja sama praktis," katanya (26/11).
Pejabat
itu mengatakan Iran mendukung "dialog nasional yang berlandasan luas"
dan menentang tindakan pemerintah asing mempersenjatai oposisi di
Suriah.
Setiap penyelesaian masalah yang berkecamuk di Timur
Tengah, terutama di Suriah dan Irak, takkan berhasil tanpa keterlibatan
Iran, kata Amir Abdollahian, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi.
Sementara
itu Umit Yalcin mengatakan Iran dan Turki memeliki pandangan yang sama
mengenai pentingnya pemulihan perdamaian dan kestabilan di wilayah
tersebut, pemeliharaan keutuhan wilayah dan keamanan, dan penghapusan
aksi teror di wilayah tersebut.
Peningkatan hubungan antara
Teheran dan Ankara akan menjadi kepentingan kedua negara itu dan akan
menguntungkan wilayah tersebut, kata Presiden Iran Hassan Rouhani pada
Oktober.
Kedua negara tersebut secara politik terlibat benturan
mengenai cara menangani krisis Suriah, yang sudah berlangsung selama
tiga tahun.
Ankara mendukung pasukan oposisi, sedangkan Teheran
adalah pendukung kuat Pemerintah Presiden saat ini Bashar al-Assad.
Perbedaan semacam itu telah membuat tegang hubungan bilateral mereka.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment