DURBAN -- Penyerangan kantor majalah Charlie Hebdo di Paris, Prancis membuat banyak kalangan, termasuk umat Muslim ikut mengecam. Pun dengan umat Muslim Afrika Selatan, baik ulama, politikus, hingga ktivis sepakat menilai bahwa membunuh orang tak bersalah atas nama ideologi merupakan tindakan tercela.

Akademisi dari KZN Forum Solidaritas Palestina, Lubna Nadvi menyatakan, “Sementara profil yang berkembang dari dua tersangka insiden di Paris menunjukan bahwa mereka adalah orang Prancis asal Aljazair yang memiliki hubungan dengan kelompom ekstremis, jelas mereka bukanlah anggota perwakilan komunitas Muslim dunia,” katanya dilansir dari iOl News pada Senin (12/1).

“Anggapan bahwa seluruh komunitas Muslim harus meminta maaf atas tindakan teroris setiap kali pelakunya dengan nama Muslim jelas melelahkan, mengingat bahwa tindakan yang sama tidak akan dilalkukan oleh agama lainnya saat individu dari kelompok agama tertentu melakukan tindakan yang sama,” imbuhnya.

Nadvi melanjutkan, “Tapi, umat Islam secara global bersama agama-agama lainnya menyatakan solidaritas atas kejadian di Prancis serta untuk keluarga korban, sebab ini tragedi yang seharusnya tidak terjadi.”

Sementara itu, politikus Fawzia Peer mengatakan, Muslim kerap dikait-kaitkan dengan peristiwa sepertiy ang terjadi di Paris. “Harus ditekankan bahwa ini adalah individu tunggal. Islam tidak mengizinkan membunuh orang yang tidak bersalah sebagai pembalasan atas peanggaran terhadap Islam,” katanya.

“Lihat sisi berlawanan. Di Palestina, jutaaan orang tak berdosa dibunuh tanpa banyak yang protes. Bahkan seolah media masa dunia melihat ini sebagai tontonan seperti kesempatan untuk menghancurkan Islam,” ujar Peer.

Post a Comment

 
Top