JAKARTA -- Setelah dua bulan tidak menulis, Kaesang Pangarep mengunggah kisah terbaru perjalanan hidupnya di blog Misterkacang.blogspot.com pada 25 Desember. Pria kelahiran 25 Desember 1994 ini, membuat tulisan berjudul 20 Tahun sekaligus sebagai penanda usianya yang menginjak 20 tahun.
Pada hari ulang tahunnya, putra bungsu Presiden Jokowi tersebut
bersyukur atas segala pencapainnya selama ini. Dia merasa beruntung
dibandingkan kebanyakan masyarakat Indonesia lain. Misalnya, bisa
mengenyam pendidikan di Anglo-Chinese School, Singapura, dan memiliki
beragam pengalaman unik selama di negara rantau.
Tentu saja, kisahnya tidak bisa dilepaskan dari kegagalannya dalam
mendekati cewek. Alhasil, status jomblo sejati terus disandangnya.
Berikut kisahnya:
Menurut gue, umur 20 tahun adalah umur yang cukup singkat. Hidup
20 tahun di dunia yang udah mulai nggak "genah" cukuplah berat. Banyak
masyarakat diluar sana yang kurang beruntung. Ada yang belum punya
kesempatan untuk menjajal pendidikan di Indonesia.
Ada juga orang yang tidak mempunyai kemampuan untuk makan sehari
tiga kali. Jadi, di umur gue yang udah 20 tahun ini, gue selalu berusaha
untuk selalu mengucap syukur kepada Allah walaupun terkadang sebagai
manusia, gue pengen sesuatu yang lebih juga.
Di umur
gue yang udah 20 tahun ini, gue ngejalanin kehidupan aneh-aneh di dunia
ini. Apalagi setelah gue pindah ke Singapore untuk ngelanjutin
pendidikan gue disana. Gue ngelanjutin sekolah disana bukan berarti gue
nggak percaya sama sistem pendidikkan di Indonesia.
Gue pengen banget bisa bahasa inggris karena menurut gue sekolah
di sekolah internasional nggak cukup karena masih banyak orang indonesia
disana. Semakin banyak orang Indonesia, semakin banyak pula gue bicara
dalam bahasa indonesia.
Sekitar 4 tahun gue tinggal di
Singapore, gue belajar banyak disini. Bukan cuma masalah pendidikkan,
tapi juga masalah yang sering menyangkut para remaja, yaitu percintaan.
Selama 4 tahun gue di Singapore, gue selalu sial dalam masalah
percintaan. Bukan karena gue nggak laku. Bukan karena gue selektif. Tapi
ini karena gara-gara gue udah nggak laku dan selektif.
Selama
4 tahun gue di Singapore, ada 3 cewek yang mampir sebentar di kehidupan
gue. Cewek pertama bukan cewek Indonesia. Gue udah berusaha semaksimal
mungkin untuk ngedapatin doi. Tapi apa daya, gue nggak bisa. Gue dengan
suksesnya ditolak sama doi dan cuma dianggap sebagai teman saja. Doi
adalah cewek pertama yang berani-beraninya tolak gue. Di mata gue, doi
adalah cewek yang spesial yang nggak ada duanya.
Gue paling suka sama matanya walaupun sipit gimana gitu. Mungkin
gara-gara sipit, doi nggak bisa ngeliat kegantengan gue secara maksimal
walaupun muka gue yang minimalis akan kegantengan ini. Nggak cuma
matanya aja yang gue suka dari doi, senyum doi juga. Apalagi waktu doi
senyum ke gue, rasanya itu kayak dunia berhenti. Gue bisa saja ngeliatin
senyum doi seharian kalau diberi kesempatan.
Valentine
tahun ini, gue kasih doi valentine card. Nggak romantis sih, tapi niat
gue cuma untuk terima kasih sama doi karena sudah memberi warna di
kehidupan cinta gue. Tanpa doi, gue nggak bakalan tau gimana rasanya
ditolak. Walaupun bikin galau dan menyakitkan, tapi setidaknya gue
banyak belajar dari pengalaman itu.
Nggak semua cewek bisa seenak udelnya kita jadiin pacar kita.
Memang gue pernah nyesel karena nggak bisa dapetin doi karena doi
sekarang cantik banget, nggak kayak dulu. Kayaknya doi berhasil
metamorfosis dari kecoa ke bidadari.
Sebelum gue balik
ke jakarta, gue terima sesuatu dari doi. Bisa dibilang surat tapi
bentuknya nggak kayak surat sama sekali. Pertama kali liat, gue males
banget bacanya karena gue ngeliat tulisannya banyak banget kayak esai
2000 kata. Tapi mau nggak mau, gue baca juga karena gue penasaran banget
sama apa yang ditulis doi ke gue.
Setalah gue baca
sampai selesai, secara nggak sadar gue nangis. Gue nggak tau kenapa gue
bisa nangis. Terakhir kali gue nangis itu waktu SD gara-gara gue jatuh
di got sebelah rumah. Bukan masalah sakit yang bikin gue nangis, tapi
gara-gara gue diketawain sama ibu-ibu berbadan berisi semacam penguin
obesitas. Sumpah itu serem banget ketawanya, nyokap gue marah aja nggak
pernah seserem itu.
Yang bikin gue nangis itu gara-gara
doi ingat salah satu momen dimana gue kenalan sama doi. Juga ada momen
dimana gue bangunin doi yang tidur di bis supaya doi nggak kebablasan.
Walaupun ini cuma momen-momen kecil yang jarang ingat, tapi doi ingat.
Gue nangis sampai 5 menit dan gue baru bisa berhenti nangis gara-gara
ngeliat bang Arie Keriting stand up di youtube.
Nggak
cuma dapat surat, gue juga akhirnya bisa foto bareng sama doi waktu
prom. Lumayanlah, cinta ditolak tapi foto bareng didapat.
Coba diliat fotonya, gue keliatan ngenes maksimal. Gue kayak ngeharapin sesuatu dari doi tapi doi nggak mau kasih.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment