YOGYAKARTA -- Setelah menghadiri peringatan Hari HAM dan Hari Anti
Korupsi Se Dunia 2014, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (9/12)
siang langsung menuju Gedung Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM)
Bulak Sumur, Yogyakarta, guna menyampaikan kuliah umum.
Di hadapan civitas akademika UGM, Presiden Jokowi berbicara banyak hal, mulai sikap tegas pemerintah bagi terpidana narkoba, illegal fishing di perairan Indonesia, subsidi BBM, pembangunan infrsatruktur, swasembada pangan, hingga masalah perijinan usaha.
Mengawali
kuliah umumnya, Presiden Jokowi mengatakan, bahwa Indonesia sudah masuk
darurat narkoba. Ia menyebutkan, ada kira-kira 4,5 juta yang terkena
narkoba, 1,2 juta sudah tidak bisa direhab karen sudah terlanjur sangat
parah, dan setiap hari ada 40-50 orang Indonesia terutama generasi
penerus kita yang meninggal karena narkoba.
Untuk itu, saat
disodori berkas 64 pengedar narkoba yang meminta grasi, Presiden Jokowi
memutuskan tidak akan memberi pengampunan. “Tidak! Karena semua
institusi kita sudah dimasuki barang ini. Sudah di dalam penjara bisa
dikendalikan, saya sampaikan mungkin sebentar lagi ….,” kata Jokowi,
dilansir laman Setkab.
Adapun masalah subsidi harga
bahan bakar minyak (BBM), Presiden Jokowi menegaskan, bukan harga BBM
yang dinaikkan tetapi subsidi BBM untuk masyarakat yang dialihkan dari
kegiatan konsumtif ke hal-hal produktif.
“Jadi subsidi itu kita
alihkan Bukan harga BBM dinaikkan, tapi judulnya pengalihan subsidi.
Jadi kalau ada yang demo kenaikan harga BBM itu salah,” kata Jokowi.
Presiden
mengemukakan, dari anggaran belanja Rp 2.039 triliun, anggaran subsidi
secara keseluruhan mencapai Rp 433 triliun, di mana Rp 280 triliun di
antaranya untuk subsidi BBM. Artinya, kalau lima tahun jumlah subsidi
BBM mencapai Rp 1.400 triliun," katanya.
Padahal, lanjut Presiden, untuk membangun rel kereta api di seluruh
tanaha air hanya dibutuhkan Rp 360 triliun. “Jadi, subsidi BBM itu
dijadikan rel kereta api setahun jadi,” paparnya.
Presiden juga
menyayangkan, selama ini batubara habis diekspor tapi masalah listrik
dalam negeri belum selesai. “Negara pembeli terang-benderang. Kita yang
punya batubara kekurangan listrik. Mestinya penuhi dulu kebutuhan dalam
negeri,” ujar Presiden Jokowi.
Menurut Presiden Jokowi, pembangunan listrik harus kita kejar terus. Insya Allah,
kata Jokowi, tiga tahun ini pemerintah akan ngebut karena menyangkut
pertumbuhan industri karena ada listrik. “Industri tidak akan tumbuh
kalau listriknya tidak ada,” kata mantan wali kota Solo tersebut.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment