LONDON -- Organisasi nonpemerintah Amnesti Internasional menyatakan
militer Israel telah melakukan kejahatan perang saat menyerang Gaza pada
pertengahan tahun ini. Mereka pun mendesak komunitas internasional
menyelidiki kasus tersebut.
Secara khusus, Amnesti menyebut
penghancuran gedung empat lantai bersejarah yang dilakukan sepanjang
empat hari terakhir perang Gaza sebagai tindakan yang melanggar hukum
kemanusiaan internasional.
"Semua bukti menunjukkan bahwa
penghancuran besar-besaran ini dilakukan dengan sengaja dan tidak bisa
dibenarkan," kata Philip Luther, direktur Amnesti Internasional untuk
wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara seperti dilansir AFP, Selasa (9/12).
"Kejahatan
perang harus diinvestigasi secara independen dan imparsial. Mereka yang
bertanggung jawab juga harus dihukum melalui pengadilan yang sah."
Luther
mengatakan bukti yang dikumpulkan dari pernyataan pihak militer Israel
menunjukkan bahwa serangan ke Gaza adalah "bentuk hukuman kolektif bagi
rakyat Gaza". Tujuannya untuk menghancurkan kehidupan mereka.
Hingga kini belum ada tanggapan dari pemerintah Israel atas temuan Amnesti Internasional.
Sebelumnya,
Israel menolak bekerja sama dengan PBB terkait permohonan penyelidikan
dugaan kejatahan perang selama konflik Gaza. Negara tersebut menuduh PBB
bias terhadap Palestina.
Angkatan bersenjata Israel sendiri
telah memulai penyelidikan atas insiden kejahatan perang untuk konflik
yang sama--termasuk di antaranya penembakan terhadap sekolah PBB yang
menewaskan setidaknya 15 orang dan pengeboman sebuah pantai yang
menyebabkan empat anak meninggal.
Menanggapi hal tersebut, para pengamat skeptis karena menilai investigasi oleh Israel tidak akan independen.
Selama
perang di Gaza antara Israel dengan Hamas yang berakhir pada 26 Agustus
lalu, lebih dari 2.100 warga Palestina tewas dan sebagian besar di
antaranya adalah warga sipil. Sementara di sisi Israel, 73 orang
terbunuh dan 67 merupakan tentara.
Gedung bersejarah yang
dimaksud oleh Amnesti Internasional di awal berita adalah pusat
perdagangan kota di Rafah. Dalam gedung itu terdapat pusat perbelanjaan,
klinik kesehatan, dan sejumlah kantor yang selama ini menjadi tempat
ratusan orang mencari penghasilan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment