JAKARTA -- Kristolog nasional Ustaz Syamsul Arifin Nababan mengaku tidak sepakat dengan tokoh agama yang membolehkan pemakaian atribut Natal bagi Muslim. Menurut dia, hukumnya tasyabuh bagi mereka yang mengenakan atribut Natal. Itu dalam artian, barangsiapa menyerupai, maka ia masuk ke dalam suatu kaum tersebut.

"Natal itu memperingati kelahiran anak Tuhan (Yesus). Yang membolehkan memakai atribut, gak pernah jadi Kristen kali ya," kata mantan pendeta tersebut di Jakarta, Senin (22/12).

Dia melanjutkan, seharusnya seorang Muslim tegas tidak membenarkan pemakaian atribut apalagi merayakan hari kelahiran tersebut. Ia menegaskan, dalam Alquran Surat Maryam Ayat 88 sampai 92 telah dijelaskan bahwa Allah sangat murka terkait hal itu.

"Ayat itu menjelaskan Sungguh kalian (kafir) telah mendatangkan munkar padaKU. Langit, gunung dan seisi bumi saja dijelaskan protes, loh kok kita (Muslim) malah mau ngucapin atau ikut merayakan. Sesama tokoh masih berdebat antara boleh dan tidak," kata Ustaz Syamsul.

Dia menambahkan, tidak mengikuti euforia perayaan Natal bukan berarti tidak bertoleransi. Menurut dia, Terkecuali, pejabat publik yang menghadiri perayaan sebatas menghormati, dibolehkan saja. Asalkan, menurut dia, yang bersangkutan tidak ikut larut dalam perayaaan Natal.
Reporter : Cr05
Redaktur : Erik Purnama Putra
Sesungguhnya Kami telah mengutus (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang penghuni-penghuni neraka. ((QS.Al-Baqarah [2]:119))
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.

Post a Comment

 
Top